Matematika, kebanyakan anak-anak sekolah beranggapan bahwa belajar matematika itu sulit, rumit, kebanyakan menghafal rumus, bahkan menjadi sebuah momok yang menakutkan dikalangan pelajar.
Sebenarnya matematika itu ada dikehidupan kita, disekitar kita bahkan setiap waktu kita menggunakan matematika dan itu terkadang kita tidak menyadarinya. Misalnya saja kita sedang santai dirumah, apa yang kita lihat? meja, kulkas, televisi, jam dinding, piring, gelas, bola semua itu merupakan elemen-elemen matematika, bukan?.
Kita pergi beli barang, kita juga menghitung berapa uang yang kita perlukan? itu juga matematika. Sebenarnya banyak hal yang belum kita sadari bahawa kita sedang bermatematika. Matematika didalam permainan, juga kita jumpai. Seperti yang telah diungkapkan oleh Freudenthal (1977) bahwa mathematics is a human activity, beliau mengatakan bahawa matematika adalah aktivitas manusia. Manusia belajar matematika dengan beraktivitas. Menemukan sendiri matematika dari kegiatan penalaran (Exploration).
Menurut fahaman konstruktivis (Hadi, 2003) bahwa pengetahuan tidak bisa ditransfer dari guru kepada murid, karena setiap individu memiliki skema sendiri tentang apa yang diketahuinya.
Sebagaimana menurut Hadi (2003) bahwa pembentukan pengetahuan merupakan proses kognitif dimana terjadi proses asimilasi dan akomodasi untuk mencapai suatu keseimbangan sehingga terbentuk sebuah skema yang baru.
Carpenter dan Lehrer (1999: 19-32) mengadopsi sebuah model konstruktivisme, mengidentifikasi 5 rumus aktivitas mental yang mendorong pemahaman matematika. Guru berperan untuk memastikan bahwa murid ikut terlib
1. Membangun sebuah hubungan (constructing relationship)
2. Memperluas dan menerapkan pengetahuan matematika (extending and applying mathematical knowledge)
3. Merefleksi apa yang telah dilakukan (reflecting about the experience)
4. Mengutarakan apa yang diketahui (articulating what one knows)
5. Membuat pengetahuan matematika sendiri (making mathematical knowledge one's own).
Carpenter dan Lehrer (1999: 19-32) mengadopsi sebuah model konstruktivisme, mengidentifikasi 5 rumus aktivitas mental yang mendorong pemahaman matematika. Guru berperan untuk memastikan bahwa murid ikut terlib
1. Membangun sebuah hubungan (constructing relationship)
2. Memperluas dan menerapkan pengetahuan matematika (extending and applying mathematical knowledge)
3. Merefleksi apa yang telah dilakukan (reflecting about the experience)
4. Mengutarakan apa yang diketahui (articulating what one knows)
5. Membuat pengetahuan matematika sendiri (making mathematical knowledge one's own).